maharaja gondang gentasari turun dari padang
bersama dengan sekalian hulubalang
kedatangan yang membuatkan semua manusia lari lintang-pukang
terlihat akan pergerakan yg seakan melayang
dengan ditangan terhunusnya parang
dan kemudian
ketibaan hulubalang terlebih dahulu disambut oleh dayang-dayang
terpaksa mereka mengukir senyuman sumbang
karena takut gentasari menjadi berang
bersoraklah sekalian hulubalang
di jamu dengan hidangan yang melimpah seluas padang
maharaja gondang gentasari turut merasa riang
di tambah pula dengan layanan asyik dari dayang-dayang
siapa menyangka riang akan menjadi perang
dalam riang berlabuhlah seorang dagang
dagang yang menggelar dirinya awang
kononnya seorang bekas panglima perang
mulalah gentasari mengukir berang
tatkala melihat kelibat si awang
si awang melangkah dalam irama yang tenang
menanti apa tindakan si berang
bertempiaranlah sekalian dayang-dayang
dikerahkan gentasari sekalian hulubalang
untuk menghapuskan si awang
kuatnya si awang bukan kepalang
dengan kekuatan lembing dilayang
melayang menembusi kepala sekalian hulubalang
terkejut gentasari melihat si awang
takutnya seakan menusuk ke tulang
berlarilah dia dengan lintang pukang
tidak sanggup menandingi kekuatan si awang
keluarlah semua wahai dayang-dayang
aku ini bukang orang yang berang
panggil saja aku awang
kedatanganku hanya untuk menyelamatkan dayang
dayang-dayang berasa riang
bila mendengarkan pengakuan si awang
umpama layu kembali kembang
dan akhirnya, bahagialah dayang-dayang bersama si awang
-tamat-